Posted by Unknown | Posted in | Posted on 19:42
WARNING
Seorang pria datang ke sebuah hotel. Ketika check in, sang resepsionis memperingatkannya,
“Tolong jangan masuk ke kamar yang tak ada nomornya.”
Pria itu mengangguk dan segera mencari kamarnya yang bernomor 10. Saat
itulah, ia melihat sebuah kamar tanpa nomor yang tadi dikatakan sang
resepsionis. Karena penasaran, ia mengintip melalui lubang kunci untuk
melihat apa isinya.
Ia hanya melihat seorang wanita tua berwajah pucat sedang duduk di
tengah ruangan. Aneh sekali, seakan-akan seluruh kulit tubuh wanita itu
berwarna putih, tidak seperti kulit manusia kebanyakan.
Tiba-tiba saja wanita itu menoleh dan menatapnya.
Karena ketakutan, iapun segera lari ke kamarnya.
Malamnya ia tak bisa tidur. Ia masih penasaran mengapa resepsionis itu
memperingatkannya untuk menjauhi kamar itu. Dan mengapa pula kamar itu
tidak diberi nomor?
Saking penasarannya, saat itu juga ia bangkit dari tempat tidurnya,
mengendap-ngendap lorong hotel, dan mengintip kamar itu sekali lagi
melalui lubang kunci.
Namun yang ia lihat hanyalah warna merah.
Pria itu berpikir, mungkin wanita itu merasa terganggu karena ia tadi
mengintipnya dan memutuskan untuk menutup lubang kunci dengan sesuatu
yang berwarna merah.
Pria itupun kembali ke kamarnya untuk tidur.
Keesokan harinya saat akan check out, pria itu menanyakan mengapa kamar yang ia lihat kemarin tidak diberi nomor.
Resepsionis itupun bercerita dengan wajah sedih.
“Dahulu ada sepasang suami istri yang menginap di kamar itu. Suatu hari
mereka bertengkar dan sang suami membunuh istrinya itu. Sejak kejadian
itu, kami tak berani menyewakan kamar itu, jadi kami mencopot nomornya
dan membiarkannya kosong.”
Pria itu pergi dan tertawa. Ia sama sekali tak percaya dengan cerita
hantu. Yang ia lihat kemarin jelas-jelas manusia dan bukan hantu.
“Oya,” sang respsionis berkata ketika pria itu hampir sampai di ambang pintu.
“Wanita itu tidak seperti manusia kebanyakan. Ia menderita kelainan genetik sehingga seluruh kulit tubuhnya putih.”
Langkah pria itu terhenti.
Sang resepsionis mengakhiri ceritanya.
“Dan matanya merah.”
THE END
Comments (0)
Post a Comment